WhatsApp Marketing adalah sebuah bentuk komunikasi pengenalan produk melalui media WhatsApp. WhatsApp Marketing juga diyakini punya open rate lebih besar daripada Email Marketing. Setidaknya di Indonesia. Ini karena whatsapp berisi apapun akan cenderung dibuka oleh pemilik WhatsApp daripada email.
Dari segi UI-nya saja sudah berbeda. WhatsApp tidak punya semacam judul pesan gitu. Sehingga orang hanya melihat beberapa kata awal saja untuk tahu apa isi kontennya. Kalau email kan hanya lewat judul saja orang udah langsung tahu apakah isi emailnya dia butuhkan atau langsung delete.
Tapi UI WA juga cukup membahayakan mengingat saat anda tiba2 kirim pesan ke orang yang tidak anda kenal, dia bisa dengan mudahnya pencet tombol Report dan Block karena tombolnya langsung muncul gede gitu. Itulah sebabnya kenapa banyak yang mencoba whatsapp Marketing berakhir dengan kehilangan nomor WA kesayangan.
Nah, insyaaLlah tips ini akan banyak mengurangi potensi kena banned whatsapp.
Kita gak pernah tahu manusia seperti apa yang tersembunyi di balik nomor-nomor yang anda kirimin WhatsApp. Saya kemarin mencoba kirim WhatsApp ke nomor-nomor member cafebisnis, atas nama cafebisnis, itu aja ada yang ngomel2 bahkan ada yang mau laporin saya ke Polisi. Padahal isinya cuma konfirmasi bahwa nomor itu terdaftar di cafebisnis. Entah apa yang ada di pikirannya hehehe...
Itu padahal member saya sendiri, apalagi kalau list nomornya anda dapat dari grab data atau anda dapat dari beli ke marketplace. Sudah pasti resiko ketemu monster makin gede hahaha..
Nah, jangan pernah pakai nomor penting untuk kegiatan kayak gini. Maka, kalau niat WA Marketing, pastikan punya 2 nomor.
Jangan pernah promosi di pesan pertama. Bahkan ketika anda merasa yakin list anda tahu siapa anda, jangan pernah promosi broadcast di chat pertama. Yang harus anda camkan dengan benar adalah mereka ini punya pistol bernama tombol banned yang sekali pencet aja udah bikin anda kena masalah.
Ibaratnya anda mau promosi nih ke koboi yang lagi pegang pistol dan dia gak suka dikirimin pesan promosi (kalau anda gak mau dibilang spam).
Begitu pesan anda muncul di HP-nya langsung DOOR... 💥💥10 orang aja nembak, nomor anda akan langsung sayonara.
So, pesan pertama cukup kenalan saja. Dan ini kenalan sebagai manusia lho ya, bukan kenalan sebagai tukang spam wkwkwk.. Itu sih sama aja hahaha... contoh yang pernah saya alami:
Pertama udah bener kenalan dulu, Halo saya Bejo, apakah ini dengan pak Lutvi?
Saya jawab benar
Dan dhuaaar langsung dikirim iklan wkwkwk.. Yaaaa langsung saya report lah selesai urusan 😂😂
Jadinya bagaimana?
Jadilah seperti pengunjung sebuah warkop lalu anda ketemu orang asing dan ingin kenalan. Sebutkan nama dan domisili baru deh tanya nama dan domisili dia. Target di pesan pertama adalah dia mau add kontak di HP miliknya atau minimal dia mau me-reply pesan anda. Wes itu aja dulu.
Nah, jika anda pakai tool broadcast ke orang2 asing ini baik yang hasil dari grab kontak maupun grab instagram atau google gunakan hanya untuk menyapa dan hanya untuk mencari yang mau reply pesan anda saja. Yang gak mau atau mereply tapi kok kayaknya ngamuk2 ya udah buang dari list.
Contoh pesannya:
Salam kenal, saya Lutvi dari Surabaya. Maaf, kakak lebih suka dipanggil siapa ya?
Simpan kontak orang2 yang me-reply pesan anda ini ke dalam sebuah file excel berisi setidaknya 3 kolom. Nama, No. WhatsApp dan Domisili. Beri nama aja list ini sebagai list prospek.
Selesai hari ini, jangan kirim pesan apapun lagi. Apalagi kirim iklan, wes jangan dulu :D
Hari berikutnya, anda broadcast lagi khusus untuk orang-orang yang sudah dalam list prospek. Tanya kabar dan tanya aktifitasnya apa. Contohnya gini:
Halo pak Bejo, bagaimana kabarnya? Oh iya kemarin lupa nanya, pak Bejo aktifitasnya sekarang apa ya?
Apakah jawaban pesannya ini kita simpan? Ya terserah sampeyan. Gak terlalu urgent juga hehehe.. Intinya dia mau menjawab aktifitasnya. Nah, saat dia jawab ooo saya kerja di ini atau di itu. Barulah anda mulai promosi tipis2.
Yang ini harus reply manual, misalnya gini:
Ooo.. kerja di .... (sebutkan aktifitasnya) ya pak. Kalau saya masih coba-coba jualan produk A pak. Yaa buat nambah-nambah asap dapur hehehe..
Done.. gak usah jelasin itu produknya gini dan gitu.
Selanjutnya adalah improvisasi. Gak bisa tidak. Anda harus memberikan jawaban yang berbeda-beda tergantung lawan bicara. Ada banyak banget artikel tentang cara closing lewat WhatsApp yang bisa diterapkan dan dicoba sesuai dengan target market masing-masing.
Di sini nanti, list anda akan terbagi menjadi 3:
Bagaimanapun, punya banyak kenalan itu bagus. Walaupun dia gak jadi pembeli, jangan sampai kehilangan kontak. Boleh jadi saat ini dia bukan pembeli produk anda. Tapi di lain waktu saat anda punya produk lain, eh dia lebih tertarik. Atau siapa tahu malah anda yang sedang butuh produk tertentu dan ternyata dia punya.
Memperbanyak pertemanan itu gak pernah rugi. Gak semua teman kita harus beli produk. Asal mau menyapa dan menjawab WA kita, maka mereka adalah teman dan layak dipertahankan.
Gak ada salahnya broadcast sesekali saat liburan, menanyakan liburannya kemana. Atau sesekali tanya punya akun FB atau IG gak agar bisa follow. Ya semua harus tentang dia dia dan dia saja.
Kalau kata pak Tung Desem Waringin, WIN-kan mereka dulu baru kita bisa WIN :)
Saya melihat, jarang banget yang memanfaatkan teknologi WhatsApp ini sampai seperti ini. Rata-rata yang langsung grab nomor orang di mana-mana atau malah beli list jadi lalu hajar promo di pesan pertama.
Itu kayak sistem marketing sebar brosur. Lempar2 ke rumah orang dan hanya berakhir di tong sampah.
So.. tanya pada diri sendiri, kenapa anda menyimpan nomor seseorang?
Jawabannya pasti karena orang itu punya manfaat untuk anda dan anda kenal dengannya.
Maka, jika anda ingin nomor anda disimpan oleh orang lain, pastikan chat-chat anda bermanfaat untuknya dan anda dikenal olehnya.
Cafebisnis siap membantu anda mewujudkan sebuah web bisnis yang powerful melalui berbagai script dan plugin web bisnis online.
Cafebisnis Online
+628970097777
08970097777
lutvicb
PakarBlog
Copyright © Cafebisnis 2016